09 April 2017

Dualisme Ekonomi di Negara Berkembang

Dualisme merupakan suatu konsep yang sering dibicarakan dalam ekonomi pembangunan, terutama kalau kita membicarakan kondisi sosial ekonomi. Konsep ini menunjukan adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya dan miskin, dan perbedaan antara berbagai golongan masyarakat yang semakin meningkat. Dualisme artinya bahwa dalam waktu yang sama di dalam masyarakat terdapat dua gaya social yang jelas berbeda satu sama lain, dan masing – masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi.. Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi.. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik. Gagasan tentang dualisme jiwa dan raga berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles . Plato dan Aristoteles berpendapat, dengan alasan berbeda, bahwa "kecerdasan" seseorang (bagian dari pikiran atau jiwa) tidak bisa diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik. Versi dari dualisme yang dikenal secara umum diterapkan oleh René Descartes (1641), yang berpendapat bahwa pikiran adalah substansi nonfisik.
Descartes adalah yang pertama kali mengidentifikasi dengan jelas pikiran dengan kesadaran dan membedakannya dengan otak, sebagai tempat kecerdasan. Sehingga, dia adalah yang pertama merumuskan permasalahan jiwa-raga dalam bentuknya yang ada sekarang.Dualisme bertentangan dengan berbagai jenis monisme, termasuk fisikalisme dan fenomenalisme. Substansi dualisme bertentangan dengan semua jenis materialisme, tetapi dualisme properti dapat dianggap sejenis materilasme emergent sehingga akan hanya bertentangan dengan materialisme non-emergent. Selain itu,  Dualisme juga merupakan suatu keadaan di mana “sang superior” hidup berdampingan dengan  “sang inferior” namun tidak memiliki hubungan yang erat, tidak akan mati dengan sendirinya  oleh karena alasan waktu, bahkan jurang pemisah antara “sang superior” dan “sang inferior” makin terbuka lebar seiring perkembangan zaman. Dualisme dapat dipandang dari berbagai kasanah, seperti sosial, teknologi, geografi (kawasan), dan ekonomi. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah dari sudut pandang ekonomi.Dualisme ekonomi yaitu kegiatan ekonomi dan keadaan ekonomi serta keadaan yang lain dalam masa tertentu, atau dalam suatu sector ekonomi tertentu ysng memiliki sifat tidak seragam.Dualisme ekonomi ini dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu ekonomi tradisional dan ekonomi modern. Ada empat factor yang melatar belakangi atau menjadi sebab lahirnya dualisme ekonomi  dualisme bukan hanya terjadi di negara berkembang seperti indonesia tetapi terjadi juga di negara yang sedang berkembang

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan dalam makalah ditunjukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya pembahasan dalam makalah . Ada pun tujuan penulisan makalah , sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari dualisme dan dualisme ekonomi
2.      Untuk mengetahui bagaimana dualisme ekonomi di negara berkembang



















BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Teori

Dualisme artinya bahwa dalam waktu yang sama di dalam masyarakat terdapat dua gaya social yang jelas berbeda satu sama lain, dan masing – masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi. Teori dualisme pertama kalinya dikemukakan oleh seorang ekonom Belanda, J.H. Boeke. Teorinya berasal dari suatu fenomena di mana konsep ekonomi Barat yang dibawa dan diterapkan oleh para penjajah ternyata tidak mampu untuk mensejahterakan rakyat jajahannya dalam hal ini rakyat Indonesia dalam artian mengalami kegagalan Negara bekas jajahan sekarang bisa disebut negara sedang berkembang memiliki pola dan sistem sosial yang berbeda dengan negara Barat. Pada awalnya pola dan sistem sosial Barat memiliki daya penetrasi yang cukup kuat untuk masuk ke dalam sistem sosial negara jajahannya. Keduanya hidup berdampingan antara sistem sosial liberal Barat dengan sistem sosial lokal negara jajahan (dalam hal ini Indonesia). Tetapi memang pada dasarnya adalah berbeda, tidak mungkin untuk disama- samakan Penetrasi yang dilakukan ternyata tidak (bisa dibaca: kurang) bermakna dan menyokong satu dengan lainnya. Semuanya kelihatan semu, cantik di luar namun ada borok di dalamnya. Tidak menyembuhkan penyakit yang sesungguhnya.Sang superior dan inferior yang dimaksud dalam dualisme ekonomi Indonesia adalah industri dan pertanian. Industri diagung-agungkan oleh kebanyakan pihak, dipandang sebagai penggerak utama perekonomian bangsa, sementara sektor pertanian (kerakyatan), sang soko guru ekonomi, hanya dipandang sebelah mata atau mungkin tidak dipandang sama sekali.
Dualisme merupakan suatu konsep yang sering di bicarakan dalam ekonomi pembangunan. Konsep dualisme ini memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
1.      Dua keadaan yang berbeda di mana satu keadaan bersifat “superior” dan keadaan lainya bersifat “inferior” yang bisa hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama. Misalnya hidup berdampingannya antara metode produksi moderen di perkotaan dengan metode produksi tradisional di pedesaan, antara orang kaya berpendidikan tinggi dengan orang miskin yang tidak berpendidikan sama sekali, antara negara-negara industri yang kuat dan kaya dengan negara-negara lemah. Semua itu merupakan penjelmaan dari keadaan yang dualistis.
2.       Kenyataan hidup berdampingannya dua keadaan yang berbeda tersebut bersifat kronis dan bukan tradisional. Perberdaan tersebut bukan merupakaan fenomena yang sementara, yang akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan berjalannya waktu. Misalnya, hidup berdampingan antara kemakmuran dengan kemiskinan secara internasional bukanlah suatu fenomena yang sederhana yang bisa hilang karena proses waktu semata.
3.      Derajat superioritas atau inferioritas itu tidak menunjukkan kecenderungan yang sementara, bahkan terus meningkat. Misalnya, perbedaan produktivitas antara industri-industri di negara maju dengan di NSB tampak semakin besar dari tahun ke tahun.
4.      Keterkaitan antara unsur superior dengan unsur inferior tersebut menunjukkan bahwa keberadaan unsur superior tersebut hanya berpengaruh kecil sekali atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali dalam mengangkat derajat unsur inferior. Bahkan kenyataannya, unsur yang superior tersebut sering kali justru menyebabkan timbulnya kondisi keterbelakangan (under development).
Setelah mengetahui konsep konsep dari dualisme, berikut ini adalah beberapa definisi dari para ahli mengenai Dualisme :
a)      J.H Boeke (1953)
Dualisme disini berarti dalam waktu yang sama didalam masyarakat terdapat dua gaya sosial yang jelas berbeda satu sama lain, dan masing-masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi
b)      Bachirawi Sanusi (2004)
Dualisme merupakan himpunan masyarakat yang berbeda yang memungkingkan pihak yang termasuk superior dan inferior hidup berdampingan disuatu tempat yang sama.
c)      Drs. Irawan M.B.A (2002)
Dualisme Ekonomi yaitu kegiatan ekonomi dan keadaan ekonomi serta keadaan yang lain dalam suatu masa tertentu, atau dalam suatu sektor ekonomi tertentu yang memiliki sifat tidak seragam.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa dualisme adalah dua keadaan yang berbeda dimana satu keadaan bersifat superior dan keadaan lainnya bersifat inferior yang hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama. Dengan adanya dua keadaan yang berbeda ini tentunya akan memiliki pengaruh tersendiri bagi suatu negara yang secara tidak langsung menganut sistem dualisme ekonomi ini
Dualisme Ekonomi merupakan sebuah konsep yang menunjukkan adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya dan miskin, dan perbedaan antara berbagai golongan masyarakat (Lincolin Arsyad, 2010) Dualisme ekonomi yaitu kegiatan ekonomi dan keadaan ekonomi serta keadaan yang lain dalam masa tertentu, atau dalam suatu sector ekonomi tertentu ysng memiliki sifat tidak seragam.
Dualisme ekonomi ini dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu ekonomi tradisional dan ekonomi modern.

1.      Kelompok ekonomi tradisional berarti kegiatan ataupun keadaan ekonomi yang ada masih dikuasai oleh unsur ketradisionala
2.       Kelompok ekonomi modern, berarti berbagai kegiatan dan keadaan ekonomi yang sedang berlangsung dikuasai oleh unsur – unsur yang bersifat modern. 

Ø  Faktor penghambat pembangunan dualisme

4 Unsur pokok Konsep Dualisme :
a. Dua keadaan yg berbeda : Superior dan inferior
b. Kenyataan hidup perbedaan bersifat kronis dan bukan transisional.
c. Derajat superioritas atau inferioritas terus meningkat
d. Keterkaitan antar unsur berpengaruh kecil.

Ø  Kelemahan Teori dualisme.


1.      Mengenai sumber hukum yang berbeda, kelemahan pendirian kaum dualis tidak dapat dilepaskan dari pada kelemahan teori dasar mereka bahwa sumber segala sumber hukum itu baik hukum internasional maupun hukum nasional adalah kemauan negara. Hukum itu berlaku dan ada karena negara.Hal yang sama berlaku pula bagi masyarakat internasional. Jadi adanya hukum dan daya ikat hukum tidak bersumber kepada kemauan negara, melainkan merupakan prasyarat bagi kehidupan manusia yang teratur dan beradab dan karenanya disebabkan oleh kebutuhan kehidupan manusia bermasyarakat yang hakiki yang tidak dapat dielakkan. Dengan demikian maka tidak tepat pula untuk berbicara berlainnya sumber dari pada hukum itu karena pada hakekatnya sumbernya adalah sama yakni kebutuhan manusia untuk hidup secara teratur.

2.      Berlainnya subjek hukum dan pada hukum nasional dan hukum internasional juga kurang rnenyakinkan. Karena argumentasi kaum dualis ini dibantah oleh kenyataan bahwa di dalam satu lingkungan hukum, katakanlah hukum nasional pun dapat saja terjadi bahwa subjek hukum itu berlainan. Karenanya di dalan hukum nasional ada pembagian hukum antara hukum perdata dengan hukum publik. Sebaliknya tidak pula benar untuk mengatakan bahwa subjek hukum internasional adalah negara karena perkembangan akhir-akhir ini menunjukan bahwa individu atau orang-perorangan pun bisa menjadi subjek hukum internasional
3.      Berbedanva struktur hukum nasional dan hukum internasional juga kurang tepat, karena di sini letak perbedaan tidaklah bersumber pada perbedaan hakiki atau azasi (prinsipil) melainkan perbedaan yang gradual. Dengan perkataan lain apa yang dinamakan perbedaan strukturil itu hanya merupakan bentuk perwujudan atau gejala saja pada taraf integrasi yang berlainan dan pada masyarakat nasional dan masyarakat internasional

4.      Pemisahan mutlak antara hukum nasional dengan hukum internasional, tidak dapat menerangkan dengan cara memuaskan kenyataan bahwa dalam praktek sering kali hukum nasional itu tunduk pada atau sesuai dengan hukum internasional. Kenyataan bahwa ada kalanya hukum nasional yang berlaku bertentangan dengan hukum internasional, bukan merupakan bukti dari pada perbedaan strukturil seperti dikatakan kaum dualis, melainkan hanya bukti dan kurang efektifnya hukum internasional

2.2 Jenis – Jenis Dualisme

Setelah mengetahui konsep dualisme, maka dualisme sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini didasari pada dalam aspek apa dualisme tersebut berkembang. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai jenis-jenis dualisme.
Tahun 1910, seorang ekonom Belanda, J.H Boeke menyatakan bahwa pemikiran ekonomi Barat tidak dapat diterapkan dalam memahami permasalahan perekonomian negara-negara jajahan (tropis) tanpa suatu “modifikasi” teori. Jika ada pembagian secara tajam, mendalam dan luas yang membedakan masyarakat menjadi dua kelompok, maka banyak masalah sosial dan ekonomi yang polanya sangat berbeda dengan teori ekonomi Barat sehingga pada akhirnya teori tersebut akan kehilangan hubungannya dengan realitas dan bahkan kehilangan nilainya. Boeke menganggap bahwa prokondisi dari dualismenya adalah hidup berdampingannya dua sistem sosial yang berinteraksi hanya secara marginal melalui hubugan yang sangat terbatas antara pasar produk dan pasar tenaga kerja.Prinsip pokok tesis Boeke adalah pembedaan antara tujuan kegiatan ekonomi di Barat dan di timur secara mendasar. Ia mengatakan bahwa kegiatan ekonomi di Barat berdasarkan pada rangsangan kebutuhan ekonomi, sedangkan Indonesia disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan sosial. Suatu masyarakat yang memiliki dua sistem sosial atau lebih disebut masyarakat dualistik atau majemuk. Dalam masyarakat dualistik, ada dua sistem sosial yang hidup secara berdampingan dimana yang satu tidak dapat sepenuhnya menguasai yang lainnya, demikian sebaliknya. Keadaan ini disebabkan oleh adanya sistem sosial yang lebih modern terutama berasal dari negara-negara Barat yang kemudian berkembang di negara lain sebagai akibat dari adanya penjajahan dan perdagangan internasional sejak abad yang lalu.

b.      Dualisme Ekologi


Menurut Clifford Geertz (1963), dualisme ditandai perbedaan-perbedaan dalam sistem ekologis. Hal ini membentuk pola-pola sosial dan ekonomi tertentu yang menyatu didalamnya dan membentuk suatu keseimbangan internal. Geertz menjelaskan konsepnya tentang dualisme ekologis ini dengan menggunakan kasus Indonesia. Ia menjelaskan adanya perbedaan antara “Indonesia Dalam” dan “Indonesia Luar”. “Indonesia Dalam”, dalam hal ini Jawa, merupakan sistem ekologis padat karya yang ditandai oleh pertanian padi, tebu, dan tanaman lainnya yang membutuhkan iklim tropis dan semi tropis serta membutuhkan banyak air. Sementara “Indonesia Luar” ditandai oleh pertanian yang padat modal, seperti : produk tambang, karet dan kelapa sawit.Menurut Bachirawi Sanusi (2004), Dualisme merupakan himpunan masyarakat yang berbeda yang memungkinkan pihak yang termasuk superior dan yang inferior hidup berdampingan disuatu tempat yang sama.
Higgins, merupakan salah satu pakar ekonomi yang menolak gagasan Boeke mengenai dualisme dalam sistem sosial. Menurut Higgins, awal mula dualisme berasal dari perbedaan teknologi antara sektor modern dan sektor tradisional. Menurut Higgins, teknologi impor yang digunakan dalam sektor modern bersifat hemat tenaga kerja (labour saving) sehingga modal lebih banyak digunakan. Keadaan ini berbanding terbalik dengan keadaan sektor tradisional yang ditandai oleh penggunaan metode produksi yang padat tenaga kerja. Kurangnya pembentukan modal pada sektor tradisional menyebabkan perkembangan sektor ini sangat terbatas.Dualisme teknologi adalah suatu keadaan dimana didalam suatu kegiatan ekonomi tertentu digunakan teknik produksi yang berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya sehingga menyebabkan perbedaan tingkat produktivitas yang sangat besar, dalam hal ini teknologi modern sangat berperan penting.Teknologi modern yang dimaksud diatas berkisar pada sektor industri pertambangan, industri transportasi dan sebagainya. Sedangkan kegiatan ekonomi yang tingkat teknologinya masih rendah yaitu : pertanian, industri rumah tangga, organisasi produksi tradisional dan lain lain.
Myint (1967) meneruska studi Higgint mengenai proses terjadinya dualisme. Dalam analisis Myint, beliau mengemukakan mengenai dualisme finansial. Hal ini pun merujuk pada pengertian bahwa pasar uang dalam negara jajahan (NSB) dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu pasar uang yang terorganisir dengan baik (organized money market) dan pasar uang yang tidak terorganisir (unorganized money market).Pasar uang yang terorganisir dengan baik terdiri dari bank-bank komersial dan lembaga-lembaga keuangan non-bank. Lembaga ini terdapat di pusat-pusat bisnis dan kota-kota besar, serta memiliki tujuan untuk menyediakan pinjaman kepada perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan tanaman ekspor dan pertambangan. Namun setelah NSB mencapai kemerdekaan, pemerintah mengadakan usaha yang sifatnya mendorong lembaga-lembaga keuangan modern untuk memberikan pinjaman kepada sektor ekonomi lainnya, terutama sektor industri dan pertanian rakyat.Sedangkan dalam keadaan sebaliknya, tidak ada lembaga keuangan formal seperti bank atau lembaga keuangan non-bank. Contohnya seperti petani kaya atau rentenir. Ciri penting dari pinjaman melalui lembaga keuangan informal ini yaitu tingkat biaya yang sangat tinggi. Namun, karena lembaga informal ini merupakan satu satunya penyalur dana, para petani menyukainya karena prosedur peminjaman dananya yang tidak terlalu rumit
Dualisme regional adalah ketidakseimbangan tingkat pembangunan antar berbagai daerah dalam satu negara. Konsep dualisme regional ini tidak hanya terjadi di NSB saja. Perbedaannya, ketidakseimbangan yang terjadi pada negara maju tidaklah separah yang terjadi di NSB.Dualisme regional ini memusatkan perhatiannya pada masalah kesenjangan yang terjadi pada kesejahteraan antar daerah. Misalnya, di NSB ada beberapa daerah yang berkembang sangat pesat sehingga keadaan ekonomi dan sosialnya sudah hampir menyamai negara maju, sedangkan daerah lainnya mengalami perkembangan yang sebaliknya atau bahkan mengalami kemunduran.
Dualisme regional yang semakin buruk dapat menimbulkan masalah-masalah sosial dan politik yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di NSB. Berikut ini merupakan jenis dari dualisme regional di NSB :
1.      Dualisme antara daerah perkotaan dan pedesaan
2.      Dualisme antara pusat negara, pusat industri dan perdagangan dengan daerah lain dalam suatu negara.
Dualisme ini merupakan akibat dari investasi yang tidak seimbang antara daerah perkotaan dan pedesaan. Ketidakseimbangan ini akhirnya menyebabkan kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan semakin besar.

2.3 Faktor – Faktor Penyebab Dualisme

Ada empat factor yang melatar belakangi atau menjadi sebab lahirnya dualisme ekonomi, yaitu :
1.      Adanya kebijakan yang memiliki dua dimensi, yaitu kebijakan untuk mempertahankan agar surplus sector pertanian tetap berada di dalam negri daripada dibawa ke luar negri seperti masa penjajahan.kebijakan untuk mengalihkan surplus sector pertanian ini ke sector industry, dan ekspor seperti semula.
2.       Adanya pengaruh dari pola perumbuhan ekonomi terutama yang terjadi di Negara – Negara asia.
3.      Hal yang menyangkut ratio antara manusia dan tanah.
4.      Lemahnya perekonomian nasonal

2.4 Strategi Mengatasi Dualisme


1)      Tidak ada cara terbaik ntuk mengatasi dualisme, kecuali melalui strategi pembangunan yang konkrit dan terencana.oleh karena itu persoalan mendasar yang melekat pada masalah dualisme bias jadi lebih dominan pada dimensi sejarah yang melahirkan dualisme itu sendiri.
2)      Strategi redistribusi dengan perubahan (redistribution with growth) juga berusaha menggabungkan usaha pemerataan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Penekanan strategi ini adalah penyaluran kembali (realokasi) dana – dana investasi baru, terutama dari pemerintah kegolongan penduduk yang paling miskin, sehingga mereka dapat memupuk harta produktf yang dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan mereka.

2.5 Pengaruh Dualisme dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia

Dualisme terkait sekali dengan adanya dua kekuatan berbeda yang hidup berdampingan dalam waktu yang sama. Dalam uraian diatas telah dijelaskan mengenai beberapa jenis dualisme yang berkembang dalam NSB. Mulai dari sistem sosial, ekologis, teknologi, finansial sampai regional, semuanya di pengaruhi oleh sistem dualisme ini.Akibat adanya dua unsur yang berbeda, tidak dapat dipungkiri bahwa dualisme ini memberikan efek yang negatif dalam perekonomian yang perkembangannya masih belum begitu tinggi. Seperti halnya pada negara yang sedang berkembang. Sebagian besar kegiatan-kegiatan ekonomi pada negara berkembang masih dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik yang sederhana dan tradisional. Konsep tradisional ini tentunya akan membawa dua dampak yang mendasar dalam sistem perekonomian serta sistem sosial yang ada pada masyarakat. Pertama, dengan sistem yang masih tradisional produktivitas yang dihasilkan akan rendah. Kedua, terbatasnya usaha yang menuju ke arah pembaharuan atau perubahan. Adanya sikap takut akan pembaharuan, akan mengakibatkan produktivitas yang rendah tidak akan mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal ini akan membawa dampak yang kurang baik terhadap mekanisme pasar, atau yang biasa kita sebut dengan ketidak sempurnaan pasar.
Dalam pasar yang sempurna, faktor-faktor produksi memiliki mobilitas yang tinggi dan dapat saling menggantikan satu sama lain. Hal ini tidak terjadi di negara yang memiliki ketidaksempurnaan pasar. Adanya sektor tradisional dan sektor modern menyebabkan adanya perbedaan tingkat upah yang diterima oleh setiap individu. Penguasaan teknologi menjadi dasar dalam menghitung upah setiap orang dan pendidikan serta keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam bekerja akan menjadi penentu upah bagi masing-masing individu.Selain itu, ketidaksempurnaan pasar sering kali disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai keadaan pasar. Para pekerja tidak menyadari tentang adanya kesempatan kerja yang lebih baik di sektor atau di daerah lain. Para petani tidak mengetahui adanya cara untuk meningkatkan produksi dan para pengusaha tidak menyadari kemungkinan untuk mengembangkan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Adanya kuasa monopoli dalam perdagangan di sektor tradisional merupakan salah satu contoh ketidaksempurnaan pasar di negara miskin.Dalam suatu pasar yang sempurna, para pelaku ekonomi dianggap rasional. Artinya, setiap orang akan berusaha mencapai tingkat kepuasan maksimum. Pengamatan yang dilakukan di NSB menunjukkan hasil yang sebaliknya, yaitu masyarakat tidak berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dan tidak responsif pada rangsangan baik yang terjadi dalam pasar. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa sikap masyarakat terhadap perkembangan pasar merupakan salah satu faktor yang menimbulkan ketidaksempurnaan pasar di NSB.







BAB III

PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Dualisme merupakan suatu konsep yang sering dibicarakan dalam ekonomi pembangunan dan juga terdapat faktor penghamabat pembangunan dualisme terutama kalau kita membicarakan kondisi sosial ekonomi. Teori dualisme pertama kalinya dikemukakan oleh seorang ekonom Belanda, J.H. Boeke . teori dualisme juga terdapat kelemahan Dualisme artinya bahwa dalam waktu yang sama di dalam masyarakat terdapat dua gaya social yang jelas berbeda satu sama lain, dan masing – masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi sedangkan Dualisme Ekonomi merupakan sebuah konsep yang menunjukkan adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya dan miskin, dan perbedaan antara berbagai golongan masyarakat (Lincolin Arsyad, 2010) Dualisme ekonomi ini dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu ekonomi tradisional dan ekonomi modern..
Konsep dualisme ini memiliki 4 unsur pokok termaksud di dalamnya adalah Sang superior dan inferior yang dimaksud dalam dualisme ekonomi Indonesia adalah industri dan pertanian. Industri diagung-agungkan oleh kebanyakan pihak, dipandang sebagai penggerak utama perekonomian bangsa, sementara sektor pertanian (kerakyatan), sang soko guru ekonomi, hanya dipandang sebelah mata atau mungkin tidak dipandang sama sekali dan terdapat jenis – jenis dualisme seperti; Dualisme Sosial, Dualisme Ekologi, Dualisme Teknologi, Dualisme Finansial dan Dualisme Regiona.  terdapat juga Strategi Mengatasi Dualisme melalui strategi pembangunan yang konkrit dan terencana.oleh karena itu persoalan mendasar yang melekat pada masalah dualisme bias jadi lebih dominan pada dimensi sejarah yang melahirkan dualisme itu sendiri. , tidak dapat dipungkiri bahwa dualisme ini memberikan efek yang negatif dalam perekonomian yang perkembangannya masih belum begitu tinggi. Seperti halnya pada negara yang sedang berkembang seperti Pengaruh Dualisme dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia

3.2 Saran


Harapan saya,dalam pembuatan makalah ini bisa menambah masukan buat kita semua tentang Dualisme Ekonomi di Negara Berkembang Mohon Maaf bila dalam pembuataan makalah ini masih banyak kurangnya

http://matame5.blogspot.co.id/2015/03/dualisme-ekonomi-di-negara-berkembang.html

0 komentar:

Posting Komentar